Problem
seks sangat beragam. Gangguan bisa dimulai dari hasrat yang tidak
menyala, sakit saat berhubungan intim, hingga gangguan ereksi.
Banyak di antara gangguan itu dapat diatasi menggunakan obat dan
terapi. Namun, salah satu gangguan seks yang tergolong sulit
dihadapi adalah kecanduan.
Kecanduan
seks (sexual addiction) sering dianggap bukan merupakan masalah
bagi banyak orang. Padahal, bagi penderita dan pasangan hidupnya,
gangguan itu bisa sangat merusak. Tidak hanya merusak kehidupan
pribadi penderitanya, tetapi juga lingkungan sosial, keluarga, dan
terutama pasangan hidup penderita (baca boks: Bentuk Kecanduan dan Akibatnya).
Menurut
para ahli, kecanduan seksual adalah kegiatan seks yang sesuai
ukuran kelaziman tergolong di luar kendali. Pengidap kecanduan seks
merasa terdorong untuk mendapatkan dan membenamkan diri dalam
kegiatan seksual, meski menyadari semua risiko yang mungkin dihadapi.
Seks
bisa menimbulkan kecanduan sebagaimana alkohol dan obat-obat
terlarang. Saat berkegiatan seks, tubuh melepaskan senyawa kimia yang
membuat tubuh kita menjadi nyaman. Sejumlah orang menjadi kecanduan
untuk mengeluarkan senyawa kimia ini dan menjadi terobsesi untuk
mendapatkan lagi dan lagi dan lagi, rasa nyaman yang ditimbulkan.
Sebagaimana
kecanduan terhadap yang lainnya, tubuh semakin terbiasa dengan
terlepasnya senyawa kimia tersebut. Tubuh pecandu butuh jumlah yang
semakin banyak, semakin banyak, dan semakin banyak, yang artinya
merasa butuh ngeseks terus, tak pernah ada puasnya.
Di
antara terpenuhinya kebutuhan seksual dan senyawa kimia yang
tinggi, muncullah keterpurukan. Hal ini sering dikenali dengan
adanya perasaan malu, menyesal, menderita, memelas, dan gelisah.
Pengidap kecanduan bisa merasa terpencil, terisolasi, dan tak
berdaya untuk mengubah perilakunya. Nah, seiring dengan terus
berputarnya lingkaran tak berujung itu, pengidap kecanduan terus
berupaya mendapatkan seks sebagai upaya untuk melarikan diri dari
perasaan yang membelenggu.
Lebih
dari 6 persen Menurut perkiraan konservatif, 3 hingga 6 persen
dari populasi masyarakat mengidap kecanduan seks dan 20 persen di
antaranya adalah wanita. Mereka berasal dari berbagai lapisan
masyarakat. Namun, angka tiga hingga enam persen itu diperkirakan terlalu rendah dari jumlah pengidap sesungguhnya.
Mengingat
kecanduan seks lazim disertai dengan perasaan malu dan tercela,
menurut situs milik Dr Patrick Carnes, seorang konsultan dan pakar
kecanduan seks terkemuka, www.sexhelp.com, pengidap jadi sering
menemukan kesulitan untuk mendapatkan pertolongan. Karena alasan ini
pula, tipe profil penderita kecanduan seks sulit didapatkan.
Sejak
dibukanya internet dengan aneka jasa layanan seksual yang murah
tanpa harus membuka identitas diri peminatnya, para ahli hanya bisa
tahu bahwa pengidap kecanduan seks itu meningkat tajam tanpa tahu
persis jati diri mereka. Dengan terbatasnya layanan pertolongan
bagi penderita, para ahli berpendapat jumlah penderita kecanduan
seks itu akan terus meningkat. Lalu, seperti apakah tanda-tanda dari
mereka yang menderita kecanduan seks? Dr Patrick Carnes
mengisyaratkan adanya 10 kemungkinan tanda yang perlu diwaspadai:
- Merasakan bahwa perilaku Anda tidak terkendali.
- Sadar bisa muncul akibat yang parah bila Anda terus berlanjut dengan perilaku itu.
- Merasa tak sanggup menghentikan perilaku Anda meski sadar akan akibatnya.
- Tetap memburu kegiatan yang destruktif dan/atau berisiko tinggi itu.
- Terus berharap akan menghentikan atau mengendalikan apa yang Anda lakukan dan bertindak aktif untuk membatasi kegiatan berbahaya yang Anda lakukan.
- Menggunakan fantasi-fantasi seksual sebagai cara untuk mengatasi perasaan atau situasi sulit.
- Butuh ngeseks terus-menerus agar selalu merasa nikmat.
- Menderita akibat perasaan yang terus bergejolak di seputar kegiatan seks.
- Menghabiskan banyak waktu guna merencanakan, melakukan, atau menyesali dan melakukan lagi kegiatan seksual.
- Mengabaikan kegiatan sosial, kegiatan kantoran, dan kegiatan rekreasional yang penting demi seks. Perlu mengakui Bila Anda melihat ada salah satu dari tanda-tanda di atas yang terdapat dalam perilaku Anda, langkah terpenting yang dapat dilakukan adalah mengakui bahwa kecanduan seksual adalah suatu problem yang nyata dan tidak bisa hilang begitu saja atau akan hilang dengan sendirinya. Anda harus memilih sikap bertanggung jawab secara pribadi demi pulihnya gangguan yang bisa jadi sedang Anda alami.
Umumnya
pengidap gangguan seks memang merasa kesulitan untuk mengubah
sendiri perilaku mereka. Namun, setidaknya sedikit demi sedikit Anda
harus mampu meminimalisasi perilaku sebagaimana tergambar pada
tanda-tanda di atas meski kadang siklus datangnya dorongan untuk
mengulangi perbuatan
terlalu kuat untuk dilawan. Seorang terapis profesional dapat
membantu Anda untuk memahami apa yang sesungguhnya terjadi dan
mendorong Anda mengambil langkah untuk berubah menuju ke gaya hidup
seksual yang lebih sehat.
Sebaliknya,
bila Anda menduga bahwa pasangan hidup Anda adalah penderita
kecanduan seks, sudah seharusnya Anda membantu untuk mengubah perilaku
tersebut. Sikap mental yang perlu Anda persiapkan untuk diri
sendiri adalah, tak seorang pun akan sembuh dari kecanduan kecuali
menerima bahwa mereka mengidap suatu gangguan dan ingin berubah.
Karena itu, bantulah memperkuat tekad pasangan Anda yang kecanduan
agar semakin kuat kemauannya untuk melakukan perubahan.
Memang
repot, menyakitkan, dan membingungkan punya pasangan yang
kecanduan seks. Kalau di masyarakat Barat, bahkan tersedia bantuan
bagi mereka yang memiliki pasangan pecandu seks. Bantuan itu bisa
bersifat pribadi maupun
dalam bentuk kelompok pendamping (support group). Nah, meski di
sini belum tersedia layanan seperti itu, Anda bisa ngintip-ngintip
mencari wawasan, misalnya saja ke Sex Addicts Anonymous, situs
internasional yang menyediakan informasi bantuan dari Inggris di
www.saa-recovery.org atau di British Association of Sexual and
Relationship Therapists, yang menawarkan direktori terapis seks pribadi
di: www.basrt.org.uk. Bentuk kecanduan dan akibatnya Kecanduan
seks dapat memperlihatkan berbagai bentuk, tetapi umumnya dikenali
dari perilaku yang terasa di luar kendali.
Perilaku ini mencakup:
- Menghabiskan banyak waktu untuk menikmati produk-produk pornografi -
Masturbasi tak terkendali -
Ekshibisionisme -
Voyeurisme -
Fetishes -
Seks berisiko tinggi -
Pelacuran -
Telepon seks dan ngeseks lewat internet -
Perselingkuhan -
Berhubungan seks dengan pasangan yang baru saat itu dikenal
Menurut Dr Carne, survei mengungkapkan akibat dari perilaku kecanduan seks, antara lain:
sumber : http://ryanbalong.blogspot.com/2011/12/10-bahaya-kecanduan-seks.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya.