– EDISI JUNI 2011 – MINGGU 1
Secara umum, keluhan daerah kewanitaan seperti gatal, lecet dikulit vagina, bau
tidak sedap atau lain sebagainya, bisa terjadi pada setiap perempuan bahkan dari
berbagai kalangan usia. Dan keluhan ini dalam istilah medis disebut dengan vulvoganitis
yakni iritasi atau inflamasi atau peradangan pada kulit daerah vulva dan vagina.
Walaupun kita sering mendengar kata vagina, sebenarnya daerah kulit terluar dari
genitalia wanita adalah vulva. Di bagian dalam vulva barulah terdapat vagina.
Pada keadaan normal, kulit daerah genitalia wanita (vagina) memiliki beberapa proteksi perlindungan terhadap infeksi seperti ;
Pada keadaan normal, kulit daerah genitalia wanita (vagina) memiliki beberapa proteksi perlindungan terhadap infeksi seperti ;
- Daerah kulit vagina dilapisi oleh lapisan epitel yang tebal.
- Adanya lapisan lendir yang berwarna putih/transparan, tebal, dan tidak berbau. Lapisan lendir ini menutupi lapisan epitel vaginal dan bersifat melindungi daerah vaginal dari kuman yang berbahaya.
- Keadaan asam (pH rendah berkisar antara 4 – 4.5) di sekitar vagina. Keadaan asam ini akan membunuh dan menghambat pertumbuhan kuman yang berbahaya. Seiring bertambahnya usia dan adanya penyakit pada daerah vaginal, pH akan meningkat sehingga daerah vaginal menjadi lebih rentan terhadap serangan kuman.
- Rambut kemaluan yang mulai tumbuh saat wanita berusia remaja juga membantu perlindungan.
- Gatal-gatal (45-58%) di sekitar daerah labia mayora (bibir vagina besar), labia minor (bibir vagina kecil), dan daerah perineal (daerah perbatsan antara vagina dan anus).
- Kemerahan dan rasa seperti terbakar pada kulit (82%).
- Rasa tidak nyaman pada kulit terutama pada saat atau setelah buang air kecil.
- Banyaknya lendir yang keluar dari vagina (62-92%).
- Pendarahan (5-10%).
- Pada perempuan yang kurang memperhatikan kebersihan daerah intim seperti kebersihan celana dalam, pembalut, pantyliner, handuk, air – gayung untuk membilas dan sebagainya sehingga infeksi jamur- bakteri – virus dengan mudah terjadi didaerah intim.
- Anak perempuan sebelum balita dan anak-anak karena kulit vulva dan vagina lebih tipis dan belum bisa mengurus kebersihan diri sendiri dengan baik.
- Pada wanita yang telah mengalami menopause, kehamilan, kegemukan (di sela-sela lipatan lemak resiko jamur berkembang biak lebih banyak), mudah berkeringat (iklim tropis)
- Pada wanita yang sering mengalami infeksi penyakit kelamin.
- Pada wanita penderita diabetes mellitus.
- Pada pengguna oral contraceptive (kontrasepsi yang diminum atau ditelan) dan antibiotika jangka lama.
- Pada perempuan yang mengalami gangguan imunitas.
Untuk pengobatan, tentunya tidak disarankan diluar pengawasan dokter karena dikhawatirkan
akan menambah parah keluhan penyakit. Umumnya, medis akan memberikan antibiotika
atau anti jamur dan atau obat lainnya yang memang diperlukan untuk mengobati vulvovaginitis.
Oleh karena itu, sebaiknya hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tapi tak
kalah penting adalah “perubahan perilaku”. Bila hal ini terjadi pada kamu atau sodara
perempuan kamu, mulailah untuk membiasakan diri dalam hal ;
- Pengunaan celana dalam yang bersih, tidak ketat dan kering. Sebaiknya dibiasakan untuk mengganti celana dalam minimal 2x sehari. Atau biar praktis ganti pantilinersmu setiap minimal setiap 4-6 jam ya biar tidak lembab.
- Membersihkan diri setelah buang air kecil dan buang air besar. Membersihkan diri setelah buang air besar harus dilakukan dari arah depan ke belakang dan tidak boleh sebaliknya. Gerakan sebaliknya akan menyebabkan kumna dari anus berkumpul di sekitar vagina dan mempermudah infeksi.
- Mandi. Mandi minimal 2x sehari. Hindari pengunaan sabun mandi dan parfum dalam membersihkan bagian vulva dan vagina. Bila anak perempuan anda sedang mengalami vulvovaginitis, mandilah lebih sering ( 3x sehari ).
- Sesudah mandi, jangan mengusap bagian valgina terlalu keras. Penggunaan handuk yang bersih serta kering juga harus diperhatikan, usahakan jangan menggunakan handuk secara bersamaan dengan sodara atau teman perempuan tentunya.
- Potong kuku, untuk meminimalkan terjadinya luka saat mengaruk terutama saat tidur malam.
- Jalani pola hidup sehat, cukup tidur, olah raga teratur, makan makanan dengan gizi yang seimbang, kurangi makanan dan minuman yang mengandung penyedap rasa, pewarna dan pengawet untuk meningkatkan imunitas dalam tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya.